Sabtu, 08 Maret 2014

Apa itu ILLUMINATI dan Apa itu FREEMASONARY ?

Apa itu Freemasonry dan illuminati? Mari kita jelaskan
 
 
 
Suaradetik. Organisasi-organisasi  rahasia yang tidak mengakui tuhan sebagai pencipta Alam semesta mereka adalah penyembah nafsu dan penyembah setan atau lucifer dalam hal ini mereka berusaha mempengaruhi semua orang dari golongan orang yang beragama atau mempercayai tuhan agar mereka terpecah belah dengan tipu daya mereka, dengan satu tujuan yaitu tatanan dunia baru ( Novus ordo seclorum) sebagai penyambutan pemimpin mereka yang mereka anggap akan menguasai dunia dengan satu pemimpin dan membawa mereka pada titik puncak kejayaan mengusai dunia yaitu addajal setan dalam bentuk manusia yang dapat melakukan hal” luar biasa dan mengaku sebagai tu tuhan. Di antara organisa-organisasi setan tersebut antara lain adalah freemansonry dan Illuminati.  Dalam kesempatan kali ini saya akan menjelaskan tentang apa itu freemansonry dan llluninati serta tujuan jahat mereka menguasai dunia.

Freemasonry
Sebuah organisasi yang sangat tertutup seringkali di hubung-hubungkan dengan yahudi  dan zionisme, freemasonry berasal dari dua kata yaitu free yang berarti bebas dan macon dalam bahasa prancis yang berarti tukang batu. Tidak ada sejarah yang jelas tentang kapan berdirinya organisasi ini namun salah satu bukti yang di anggap sebagai bukti  sejarah berdirinya organisai freemasonry adalah manuskrip perusahan bangunan ingggris, manuskrip tersebut tersebut menjelaskan tentang kostutusi,  landasan hukum serta hak dan kewajiban para pengikutnya . sampai  saat ini para organisasi freemason masih menggunakan manuskrip itu sebagai acuan dasar pembentukan organisasi. Dari penemuan manuskrip tersebut freemansonry di akui terbentuk di inggris pada awal abad 16 dan akhir abad 17 walaupun ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa freemanson berdiri pertama di negara lain. Saat ini freemanson di perkirakan mempunyai anggota sebanyak 6 juta orang yang tersebar di seluruh dunia dan terbagi dalam loji-loji besar,  serta mempunyai master tertinggi yang mengendalikan mengkoordinasi  master freemanson di seluruh dunia. 
Tujuan freemansonry antara lain adalah kebebasan setiap individu dengan mengesampingkan tuhan dengan kata lain freemanson adalah organisasi anti tuhan yang menginginkan kehidupan bebas tanpa terikat aturan apapun mengikuti nafsu mereka. Sering kali dalam prakteknya para freemanson memecah belah kaum beragama dengan menyebarkan fitnah dan menghancurkan keharmonisan antar agama hingga menimbulkan kericuhan karna di anggap agama samawi sebagai penghalang tujuan mereka. Adapun penyebab kericuhan adalah dari anggota freemanson yang membuat seperti agama palsu, Hadist palsu,  merubah isi alquraan dan meyakinkan umat beragama agar prcaya tipudaya. Mereka melakukan semua ini agar mereka jauh dari tuhan demi tujuan utama mereka membangun bait solomon, atau haikal sulaiman yang mereka percayai sekarang tempatnya berada di bawah masjid alqso , Haikal sulaiman didirikan oleh nabi sulaiman pada tahun 1012 SM di gunung soraya wilayah palestina namun pada tahun 586 SM raja nabukhadnezar menghancurkan haikal sulaiman . Hingga pada tahun 533 SM seorang yang telah bebas dari tawanan Babilonia membangun kembali haikal sulaiman
Penguasa rowawi saat menguasai palestina lagi-lagi menhancurkan Haikal sulaiman kerusakan terus berlangsung sampai  penyerbuan bangsa hadiyan, konon pada masa era musim abad ke-7 sebagai pengantinya didirikan masjidil Aqsha. Bahkan mereka membuat lubang lubang di bawah majid alaqsha agar kostruksinya hancur dan segera akan di bangun haikal sulaiman. Mereka juga menggunakan bait solomon sebagai simbol dari organisasi freemansonry.
Illuminati
Adalah organisai zaman pencerahan yang di didirikan pada 1 mei tahun 1776. Pendiri organisai ini adalah adam weishaupt dengan anggota awal lima orang.  Organisi ini juga menganut kebabsan dan pencerahan yang terbagi dalam tiga tingkatan.  Tujuan dari oraganisasi ini sama seperti  freemanson yaitu membentuk satu pemerintahan new wold order  (NWO) mereka mengendalikan perekonomian dunia melalui agen-agen dan bilyuner untuk bisa lebih mengkontrol  dunia . adapun dari krisis eknomi , perang dan berbagai konflik adalah pengaruh dari organisasi-organisasi setan ini.
Sampai saat ini illuminati masih ada dan berusaha menguasai dunia demi mebentuk new world order dimana dunia di perintah oleh satu kekkuasaan dan tidak ada pembatas antar bangsa. Kebebasan berfikir atau  berpikir secara rasional dengan mengesampingkan Tuhan juga sebagai tujuan illuminati maka dari itu musuh-musuh mereka yang di anggap sebagai penghalang tujuan mereka adalah agama samawi yaitu Islam dan Kristen.

Dari kedua organisasi di atas kita harus waspada akan kehadirannya di lingkungan kita jangan sampai kita terjerumus dalam organisasi sesat tersebut. Kita sebagai umat beriman dan Mempercayai adanya Tuhan sebagai anti sipasi kita harus berpegang teguh dengan kepercayaan yang kita anut.

Contoh Jurnal Sistem informasi manajemen dan pengambilan keputusan bisnis

Sistem Informasi Manajemen dan Pengambilan Keputusan Bisnis: Review, Analisis, dan Rekomendasi

Diterjemahkan/dikutip dari: 
http://www.aabri.com/manuscripts/10736.pdf
Penulis: Srinivas Nowduri
Bloomsburg University of Pennsylvania

Abstrak

Peran Sistem Informasi Manajemen dijelaskan dan dianalisis sebagai kemampuan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dan dampaknya terhadap manajemen tingkat atas dalam organisasi bisnis dijelaskan dengan penekanan pada pengambilan keputusan otomatis. Keterbatasan dan tantangan SIM dibahas dan satu set enam rekomendasi yang diusulkan untuk meningkatkan efektivitas SIM dalam proses pengambilan keputusan.

Pengantar

Sistem Informasi dapat dikonseptualisasikan dalam tiga jenis system, yaitu: Transaksional Pengolahan Sistem (TPS), Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan Expert Sistem. SIM memiliki beberapa subset seperti Sistem Pendukung Keputusan dan Informasi Eksekutif Sistem. Peran SIM dalam mendukung keputusan ini sebaiknya dibicarakan dalam konteks subset tersebut sebagai Sistem Pendukung Keputusan (DSS). DSS adalah sebuah sistem berbasis komputer (suatu program aplikasi) yang mampu menganalisis suatu data organisasi dan kemudian menyajikan dengan cara yang membantu pengguna untuk membuat keputusan bisnis yang lebih efisien dan efektif.

Sebagai contoh, sistem pendukung keputusan dapat memberikan:

• Perbandingan angka penjualan selama satu minggu / bulan dan berikutnya

• Proyeksi pendapatan angka berdasarkan asumsi penjualan produk baru

• Konsekuensi dari alternatif keputusan yang berbeda, mengingat pengalaman masa lalu.

Kadang-kadang ada tumpang tindih antara kategori besar Sistem Informasi (SI) dan DSS bisa mampu menyajikan informasi secara grafis melalui sistem pakar atau kecerdasan buatan (AI). Biasanya DSS digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat dalam organisasi bisnis. Top Tingkat manajemen menggunakan DSS untuk keputusan strategis, manajemen menengah menggunakan untuk keputusan taktis sementara pengawas baris pertama digunakan untuk menyebarkan sehari-hari keputusan operasional.

Oleh karena itu, proses pengambilan keputusan dalam bisnis apapun merupakan aspek penting, tidak hanya untuk organisasi tetapi juga bagi individu yang sangat bergantung pada keputusan ini untuk kelangsungan hidup mereka di arena kewirausahaan yang sangat kompetitif (Al-Zhrani, 2010, p.1249-1251).

Menurut Kumar (2006), dalam rangka untuk menentukan SIM, harus dibagi menjadi tiga aspek utama, yaitu: manajemen, informasi, dan sistem. Kumar hanya mendefinisikan manajemen sebagai proses manajer merencanakan, mengatur, memulai dan mengendalikan operasi dalam bisnis. Pada dasarnya, manajemen hanya bisa eksis bila ada subjek / pekerja untuk dikelola (Al-Zhrani, 2010, p.1248-1252; The Maniac, nd).

Kumar juga menyatakan bahwa informasi yang umumnya mengacu pada data yang dianalisis. Dengan kata lain, Informasi (berkaitan dengan bisnis) hasil dari data yang dianalisis menggunakan undang-undang bisnis, prinsip-prinsip dan teori-teori yang dikemukakan oleh berbagai ahli makro ekonomi. Akhirnya, sistem, menurut Kumar, mengacu pada "Satu set elemen bergabung bersama-sama untuk tujuan bersama”.

Berdasarkan definisi tersebut di atas, Sistem Informasi Manajemen mengacu pada sistem yang menggunakan informasi dalam rangka untuk memastikan pengelolaan usaha. Pada dasarnya, semua aspek SIM dijalankan bersamaan dalam rangka untuk menjamin efisiensi keseluruhan system. Kegagalan dalam satu bagian berarti kegagalan keseluruhan untuk bagian-bagian lain karena mereka semua dirancang untuk berfungsi interdependently (Davenport & Short, 1990).

Konsekwensinya, manajemen yang baik dari sistem informasi yang baik akan mendapatkan keputusan-keputusan yang baik dalam bisnis. Sekarang berdasarkan pada konsep dasar bahwa tulisan ini akan saksama menganalisis peran Sistem Informasi Manajemen dalam pengambilan keputusan.

Khususnya, penelitian ini akan diatur sebagai berikut: Penelitian ini akan dimulai dengan memberikan gambaran gambaran dalam proses pengambilan keputusan dalam bisnis. Dari sini, analisis luas dan peninjauan akan dilakukan pada peran SIM, kemudian akan diikuti dengan menyebutkan daerah dipertanyakan terkait dengan SIM dan pengambilan keputusan. Setelah itu, rekomendasi dan kesimpulan akan diberikan untuk memecahkan masalah.

Peran MIS dalam Meningkatkan pengambilan keputusan

Preliminarily, manyatakan, pengambilan keputusan merupakan bagian integral dari setiap bisnis (The maniak, nd). Hal ini karena mayoritas operasi dalam suatu organisasi berkisar sekitar keputusan yang dibuat oleh manajemen dan pemangku kepentingan lainnya dalam organisasi. Dan agar keputusan yang akan dibuat memadai, untuk itu sangat penting sistem informasi yang baik karena keputusan didasarkan pada informasi yang tersedia.

Dalam hubungan ini, Jahangir (2005) menyatakan bahwa berdasarkan peran Informasi yang signifikan sangat penting dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat, organisasi harus memastikan bahwa mereka memiliki sistem informasi manajemen yang baik.

Sebagai pertimbangan utama, Sistem Informasi Manajemen sangat kompleks dan halus, yang membutuhkan ketelitian dalam pengambilan keputusan yang harus diambil oleh manajer. Hal ini menjadi alasan bahwa suatu organisasi untuk dapat memastikan bahwa telah memilih individu yang tepat untuk mengontrol sistem informasi. Orang yang  berhati-hati dan profesional adalah,  orang yang dapat menjamin prospek positif dalam SIM berkaitan dengan pengambilan keputusan dan lain yang terkait di bidang bisnis (Lingham, 2006).

Beberapa argumen ilmiah, fakta, pendapat dan pengamatan yang dilakukan oleh berbagai makro ekonomi berkaitan dengan peran Sistem Informasi manajemen dalam meningkatkan pengambilan keputusan, sebagai berikut:

SIM menyediakan platform yang cocok untuk pengambilan keputusan yang baik (Kumar, 2006). Pada dasarnya, tanpa system informasi yang untuk mendapatkan informasi, akan sangat sulit bagi organisasi untuk membuat suatu keputusan.

Selain itu, hal ini sangat penting karena membantu dalam menjaga bisnis, sehingga memastikan bahwa hanya keputusan yang telah terbukti yang digunakan, sementara yang belum dicoba adalah akan digagalkan. Lebih penting lagi, kapasitas untuk memandu pengambilan keputusan memfasilitasi kemajuan dan peningkatan operasi di sebuah perusahaan (Lingham, 2006; Chambers, 1964, hal.15-20).

Penting bagi perusahaan dalam generasi modern, di mana setiap kesalahan kecil dalam pengambilan keputusan dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar (Allen, et al., 2010).

Dengan pemrograman Sistem Informasi Manajemen yang rutin, bisnis pasti akan membuat kemajuan positif dan sumber daya dapat dengan mudah disalurkan ke jalur bisnis yang sah (Allen, et al., 2010).

Sebagai titik fundamental, SIM yang digunakan saat ini dapat melakukan banyak tugas pada waktu yang sama. Ini potensi untuk multitask meningkatkan efisiensi dalam suatu perusahaan karena beberapa operasi bisnis dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan hal khusus pengambilan keputusan, kemampuan untuk multitask memastikan bahwa keputusan dibuat cepat bila dibandingkan dengan sistem yang hanya dapat menangani satu tugas pada satu waktu.

Erat terkait dengan titik di atas, Jahangir (2005) mengatakan bahwa SIM memungkinkan beberapa pengguna untuk mengakses konten yang sama pada waktu yang sama tanpa ada perbedaan. Potensi ini meningkatkan akuntabilitas dari pelaku usaha karena beberapa orang dapat mengakses dan memverifikasi apakah SIM tersebut konsisten atau tidak.

Dalam berkontribusi terhadap argumen mengenai peran SIM dalam meningkatkan pengambilan keputusan, Rhodes (2010) juga menambahkan bahwa: Sistem Informasi Manajemen memberikan manajer akses cepat ke informasi. Ini bisa termasuk interaksi dengan sistem pendukung keputusan lainnya, permintaan informasi, cross- referensi dari informasi eksternal dan potensi data teknik pertambangan. Sistem ini juga dapat membandingkan tujuan strategis dengan keputusan praktis, sehingga manajer dapat mengambil suatu keputusan yang sesuai dengan strategi organisasi. Singkatnya, Rhodes hanya percaya bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu faktor dalam mendapatkan informasi yang layak bagi organisasi.

Akhirnya, Sistem Informasi Manajemen memainkan peran penting dalam menyediakan berbagai pilihan efisien dari para pengambil keputusan agar mampu membuat pilihan-pilihan yang mereka sukai, Vittal & Shivraj (2008, p.359-361). Vital, ini memastikan bahwa apapun pilihan yang dibuat oleh pengambil keputusan, hasilnya, lebih sering positif dari pada tidak.

Sebenarnya, adalah alasan mengapa banyak pembuat keputusan cenderung lebih suka menggunakan SIM ketika menemui keputusan-keputusan yang sulit untuk diambil. Dan sebagai konsep memiliki pilihan keputusan yang layak untuk diputuskan dalam bisnis (Vittal & Shivraj, 2008, hal.360-365, Jawadekar, 2006, p.356-359).

Kesimpulan dan Rekomendasi

Ada beberapa tantangan yang diyakini untuk membatasi efektivitas Sistem Informasi Manajemen. Seperti:

• Sifat dinamis SIM membuat sulit bagi beberapa organisasi untuk bersaing dengan prinsip-prinsip, strategi, proposisi atau bahkan ide-ide.

• Situasi yang berbeda untuk keputusan yang berbeda harus dibuat. Hal ini menimbulkan tantangan untuk Teori SIM yang cenderung tidak beradaptasi.

• Kelembagaan, program, monitoring dan evaluasi SIM membutuhkan banyak keahlian.

• Jalannya program SIM cenderung relatif mahal untuk beberapa organisasi, terutama organisasi kecil.

• Manajer dan pemilik bisnis harus menemukan cara untuk menyesuaikan informasi dengan cara

pengambilan keputusan dalam berbagai proses bisnis yang bervariasi.

• Manajemen harus mendorong diberlakukannya saling ketergantungan antara SIM dan pekerja.

• Entitas bisnis harus menemukan cara menanamkan ajaran-ajaran tentang SIM baru dalam rangka mengurangi kecenderungan bisnis yang tertinggal di inception baru.

• Sebuah keputusan yang jelas harus matang dalam bisnis sehingga menyediakan lingkungan kerja yang layak untuk SIM.

• Manajer bisnis harus memastikan bahwa mereka menggunakan tenaga profesional yang mampu menjalankan SIM  dan mengambil keputusan.

Pada prinsipnya, itu melekat untuk dicatat bahwa terlepas dari kenyataan bahwa makalah ini adalah ekspresif analitis, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk membawa informasi lebih lanjut ke publik. Selain itu, pemilik bisnis harus belajar untuk mengatasi dengan tren SIM yang selalu berubah dalam pengambilan keputusan. Akhirnya, sangat penting untuk mengingat bahwa perbaikan dalam pengambilan keputusan pada dasarnya dimaksudkan untuk menjamin kepuasan pelanggan sementara usaha terus berkembang dalam keberhasilan.

References:
Allen, B., Heurtebise, A., & Turnbull, J. (2010). Improving Information Access. Business
Management US. Retrieved October 2, 2010 from

http://www.busmanagement.com/article/Improving-information-access/

Al-Zhrani, S. (2010). Management information systems role in decision-making during crises:

case study. Journal of Computer Science, 6 (11), 1247-1251.

Chambers, RJ (1964). The role of information systems in decision making. Management

Technology, 4 (1), 15-25.

Davenport, TH, & Short, JE (1990). The new industrial engineering: Information technology

and business process redesign. MIT Sloan Management Review. Retrieved October 2,

2010 from

http://sloanreview.mit.edu/the-magazine/articles/1990/summer/3141/the-new-

industrial-engineering-information-technology-and-business-process-redesign/2/

Demetrius, K. (1996). The role of expert systems in improving the management of processes in

total quality management organizations. SAM Advanced management Journal . Retrieved

October 2, 2010 from

http://www.allbusiness.com/management/591381-1.html

Jahangir, K. (2005). Improving organizational best practice with information systems.

Knowledge Management Review . Retrieved October 2, 2010 from

http://findarticles.com/p/articles/mi_qa5362/is_200501/ai_n21371132/

Jarboe, KP (2005). Reporting intangibles: A hard look at improving business information in the

US Athena Alliance . Retrieved October 2, 2010 from

http://www.athenaalliance.org/apapers/ReportingIntangibles.htm

Kumar, PK (2006). Information System—Decision Making. IndianMBA . Retrieved October 2,

2010 from http://www.indianmba.com/Faculty_Column/FC307/fc307.html

Jawadekar. (2006). Management information systems: Texts and cases. New York, NY:

McGraw Hill. Kirk, J. (1999). Information in organisations: directions for information management.

Information Research, 4 (3). Retrieved October 2, 2010 from

http://informationr.net/ir/4- 3/paper57.html

Lingham, L. (2006). Managing a business/ Management information system. All Experts.

Retrieved October 2, 2010 from http://en.allexperts.com/q/Managing-Business-

1088/management-information-system.htm

Rhodes, J. (2010). The Role of Management Information Systems in Decision Making. eHow.

Retrieved October 2, 2010 from http://www.ehow.com/facts_7147006_role-information-

systems-decision-making.html

The Maniac . (nd). Management information system: The center of management decision

making. Helium. Retrieved October 2, 2010 from http://www.helium.com/items/242575-

management-information-system-the-center-of-management-decision-making

UStudy.in. (2010). MIS and decision making. Retrieved October 2, 2010 from

http://www.ustudy.in/node/1009

Vittal, A., & Shivraj, K. (2008). Role of IT and KM in improving project management

performance. VINE , 38 (3), 357 – 369.
 

Jumat, 07 Maret 2014

Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah

TAHAP PERSIAPAN
I. PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
A.    LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
  1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
  1. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
1)    Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
2)   Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
3)   Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.
b.    Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c.    Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
1)    Fokuskan topik agar mudah dikelola;
2)    Ajukan pertanyaan

  1. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.

  1. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.

II. PENGUMPULAN INFORMASI UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH
A.    MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER DATA, INFORMASI, DAN BAHAN UNTUK TULISAN
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1.    Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
2.    Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
a.    Atur waktu membaca
b.    Bacalah secara selektif
c.    Bacalah secara bertanggung jawab
d.    Bacalah secara kritis
3.    Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.

4.    Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber  bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.

5.    Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.

B.    MELAKUKAN WAWANCARA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK TULISAN
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
1.    Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
2.    Mempersiapkan pedoman wawancara
3.    Melaksanakan wawancara
4.    Mengolah hasil wawancara


TAHAP PROSES PENULISAN
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
  • Tahap Pra Penulisan
1.  Pemilihan dan pembatasan topik
2.  Merumuskan tujuan
3.  Mempertimbangkan bentuk karangan
4.  Mempertimbangkan pembaca
5.  Mengumpulkan data pendukung
6.  Merumuskan judul
7.  Merumuskan tesis
8.  Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline

  • Pemilihan Topik
# Apa yang akan kita tulis?
#  Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
#  Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
#  Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.

  • Tahap Penulisan Draf
-          Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
-          Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
-          Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek  mekanik.

  • Tahap Revisi
-          Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
-          Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.

  • Tahap Penyuntingan
-          Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
-          Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
-          Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.

  • Tahap Publikasi
-          Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
-          Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
TAHAP EVALUASI
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut :

Fokus.
Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.

Pembangunan.
Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.

Organisasi
Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.

Gaya
Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.

Konvensi
Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.

 sumber - http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/01/14/langkah-langkah-penulisan-karya-ilmiah/

PANDUAN MEMBUAT JURNAL ILMIAH

Ada banyak panduan yang bisa membantu Anda dalam menulis sebuah jurnal ilmiah. Panduan yang satu ini, mungkin bisa dijadikan referensi.

Format umum untuk jurnal ilmiah biasanya terdiri dari:
1. Judul;
2. Abstrak;
3. Pendahuluan;
4. Bahan dan metode;
5. Hasil;
6. Pembahasan;
7. Kesimpulan;
8. Daftar pustaka.

1. Judul

Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Misalnya, judul "Laporan Lab Biologi". Dengan judul seperti ini, maka tidak ada pembaca yang mau membacanya karena tidak menggambarkan isi jurnal. Contoh judul yang jelas, misalnya "Pengaruh Cahaya dan Suhu terhadap Pertumbuhan Populasi Bakteri Escherichia Coli". Judul ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal.

2. Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan untuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal.
Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum  tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus dapat berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin yang paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyusun sebuah deskripsi singkat tentang studi Anda.

3. Pendahuluan
Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang Anda diselidiki, yang memberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik Anda dalam kerangka teoritis yang lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup informasi tentang latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan membantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Semua informasi latar belakang yang dikumpulkan dari sumber lain harus menjadi kutipan.

Catatan: Jangan membuat pendahuluan terlalu luas. Ingat saja bahwa Anda menulis jurnal untuk rekan yang juga memiliki pengetahuan yang sama dengan Anda.

4. Bahan dan Metode
Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaaan yang dilakukan.  Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengetahuan dan teknik dasar agar bisa diduplikasikan.

5. Hasil

Di sini peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakan teks naratif, tabel, atau gambar. Ingat hanya hasil yang disajikan, tidak ada interpretasi data atau kesimpulan dari data dalam bagian ini. Data yang dikumpulkan dalam tabel/gambar harus dilengkapi teks naratif dan disajikan dalam bentuk yang mudah dimengerti. Jangan ulangi secara panjang lebar data yang telah disajikan dalam tabel dan gambar. 

6. Pembahasan
Pada bagian ini, peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara variabel dapat dilihat jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan terkait dilakukan oleh peneliti lain. Ingat bahwa setiap percobaan tidak selalu harus menunjukkan perbedaan besar atau kecenderungan untuk menjadi penting. Hasil yang negatif juga perlu dijelaskan dan mungkin merupakan sesuatu yang penting untuk diubah dalam penelitian Anda.

7. Kesimpulan
Bagian ini hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap data yang disajikan berhubungan kembali pada pertanyaan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Dengan mengacu pada bagian pendahuluan dan kesimpulan, seorang pembaca harus memiliki ide yang baik dari penelitian ini, meski pun hanya rincian spesifik.

8. Daftar Pustaka
Semua informasi (kutipan) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai abjad pada bagian ini. Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk pada literatur asli. Perhatikan bahwa referensi yang dikutip benar-benar disebutkan pada jurnal Anda.

Selamat menulis!

SUMBER - http://edukasi.kompas.com/read/2012/02/09/10353179/Panduan.Menulis.Jurnal.Ilmiah